Tim
Konservasi Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran) pada
Senin 23 Februari 2015 hingga 1 Maret 2015 melakukan perawatan beberapa koleksi
Fosil di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Tim yang dipimpin oleh Nurul Fadlilah ini beranggotakan empat orang, yaitu
Pipit Pudji, Yudha Herprima, Pak Utomo dan Pak Sukamto.
Di hari
pertama ini, setelah mengurus ijin ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kab. Bojonegoro. Tim segera meluncur ke Museum 13 Kabupaten Bojonegoro. Museum Swadaya
dari Komunitas 13 bekerjasama dengan SDN Panjunan I ini merupakan tujuan utama
tim Konservasi BPSMP Sangiran. Namun melihat kondisi koleksi yang telah bersih
dan terawat dengan baik, maka tim pun memutuskan untuk mengalihkan lokasi
konservasi. Dari pengurus museum 13, Bapak Hary Balung (Hary Nugroho)
memberikan saran untuk melakukan konservasi ke beberapa teman yang memiliki
koleksi fosil, namun kesulitan melakukan konservasi.
Pada hari
Selasa – Rabu (24-25/02/2015) tim BPSMP Sangiran melakukan konservasi di daerah
Timur Bojonegoro, di Rumah Bapak Agung. Koleksi fosilnya cukup banyak, sehingga
dibantu oleh ketua Komunitas Banyu Nggawan Bodhanegara (BNB). Berbagai peralatan
dan bahan kimia untuk pembersihan dan pengawetan fosilpun dibawa langsung dari
Sangiran. Walau dua hari berlalu, ternyata tim belum mampu melakukan konservasi
kepada seluruh koleksi.
Hari kamis (26/02/2015)
Tim berganti ke lokasi kedua, kini berada di Kota Bojonegoro sendiri. Rumah ini
adalah rumah mantan Ketua Dewan Kepurbakalaan Kabupaten Bojonegoro, yaitu Bang
Ali. Hari ini “rencananya “selain dibantu oleh Ketua BNB, dan putri Bang Ali
yang bernama Dita, juga dibantu oleh seorang wartawati cantik dari Kanal
Bojonegoro, Lya namanya. Namun, bukannya membantu perawatan koleksi balung
buto, mereka malah asik berburu ikan lele dari kolam yang jebol ke selokan
depan rumah.
Hari Jum’at,
(27/02/2015) giliran Museum Daerah Kabupaten Bojonegoro dikunjungi, “Rajegwesi”
namanya. Museum yang menempati ruang sekitar 9x9 m di SDN Model Terpadu Kabupaten
Bojonegoro ini cukup digarap setengah hari lebih saja.
Pada hari
terakhir, Sabtu (28/02/2015) tim dari BPSMP Sangiran melakukan survei lapangan.
Dimana pertama melakukan survei ke arah selatan Bojonegoro, di selatan ini tim
didampingi oleh anggota TNI, Serda Supangat namanya. Disini tim menuju lokasi
yang dahulu pernah ditemukan Fosil Paus Purba, yang kini telah diamankan
keberadaanya. Setelah dari selatan tim menuju arah barat Bojonegoro menuju ke
Museum 13. Kali ini tim dipandu oleh Hary Nugroho, pendiri sekaligus salah satu
pengurus Museum 13 Kabupaten Bojonegoro diajak survey lokasi temuan Fosil Gajah
Purba (13). Situs Waduk Dayakan namanya, lokasi berada di Kec. Kalitidu. Disini
tim BPSMP Sangiran mengambil contoh tanah dan foto stratigrafi tanah.
Tujuan survei terakhir adalah di daerah Purwosari, disebuah sungai purba terlihat struktur
tanah yang banyak sekali terkandung fosil moluska dan jenis crustacean. Kondisi
Sungai yang baru banjir bandang membuat seru kegiatan survei ini. Lumpur pun
memenuhi kaki dan ada pula yang terjatuh karena medan yang cukup licin
tersebut. Setelah mengambil bahan dari lapangan (fragmen fosil, tanah &
foto) tim kembali ke Bojonegoro.
“Setelah
kita liat temuan di Bojonegoro, klo dibandingkan dengan Sangiran, disini lebih variatif jenis temuannya. Ada fosil – fosil yang di Sangiran belum pernah ditemukan
keberadaanya” tutur Bapak Kamto setelah berkelilig bersama tim Museum 13 dan
BNB.
Malam pun tiba, tak lupa di malam terakhir
tugas di Bojonegoro tim BPSMP Sangiran kita antar memborong oleh – oleh untuk
kerabat dan rekan kerja nan jauh disana. Ledre & Eggroll pun menjadi cemilan
utama untuk diborong.
Novi BMW
PBB20, Kamis, 05/02/2015