Kepala Desa Padang (tengah berbaju biru) mendampingi Tim Balai Konservasi Borobudur & Dinas Budpar Bojonegoro (Foto : Novi BMW, 16/04/2015) |
“trus gimana
nasib Perahu Kayu kuno di Bojonegoro itu?”
“trus
diapain bangkai perahu kuno itu?”
Beginilah
kabarnya saudara – saudara...
Semenjak
robohnya dinding tembok tempat Perahu Kayu kuno di Desa Padang, Kec. Trucuk,
Kab. Bojonegoro pada tgl. 15 Desember 2014 lalu. Jadi telah ada tiga instansi pemerintahan
yang melakukan survei langsung ke lokasi Perahu Sungai kuno berbahan kayu
ini. Kunjungan tersebut adalah :
- Hari Kamis, 05/02/2015, Kunjungan pertama ini dilakukan oleh Bapak Mudiono, Kasi Kepurbakalaan dan Permuseuman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro. Dan ditindaklanjuti dengan berbagai upaya mengajukan surat permohonan bantuan penyelamatan/pelestarian serta Laporan kerusakan Perahu Kayu Kuno Bojonegoro ke pihak BPCB Jawa Timur dan Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Timur.
Kunjungan Bapak Mudiono, Kasi Kepurbakalaan & Permuseuman Bojonegoro
(Foto : Novi BMW, 05/04/2015) - Hari Kamis, 23/02/2015, Kunjungan kedua ini berasal dari Kepala bidang Sejarah Museum Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, yaitu Dra. Endang Prasanti, MM. Hal ini merupakan respon cepat atas surat yang telah dikirim ke pihak provinsi. Dan rekomendasipun dikeluarkan untuk segera berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur sebagai UPT Dijend. Kebudayaan RI bidang Pelestarian Cagar Budaya. Dan jika terpaksa perlu pula berkoordinasi kepada Balai Konservasi Borobudur.
Kunjungan Dra. Endang Prasanti MM
(Foto : Nunung D, 23/04/2015) - Hari Kamis, 16 April 2015, kunjungan ketiga ini berasal dari Balai Konservasi Borobudur. Kunjungan ini tidaklah mak bendunduk tiba2, melainkan hasil dari surat tembusan rekomendasi dari BPCB Jawa Timur setelah kunjungan tim dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bojonegoro ke Trowulan pada hari Jum’at, 06/03/2015. Serta surat permohonan konservasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro yang langsung dikirim oleh Penyuluh Budaya Kabupaten Bojonegoro didampingi Penyuluh Budaya Banyuwangi ke Balai Konservasi Borobudur pada hari Selasa, 07/04/2015. Bisa dikatakan tim dari Balai Konservasi Borobudur merupakan tim reaksi Cepat.
Bapak Nahar Cahyandaru dan Arif Gunawan disambut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bojonegoro (Foto : Nunung D, 16/04/2015) |
Jauh – jauh dari
Magelang dan tiba di Kota Bojonegoro sekitar Pkl. 01.00 WIB, Bapak Nahar
Cahyandaru dan Pak Arif Gunawan pun sempat beberapa kali di tolak oleh hotel –
hotel di Bojonegoro dikarenakan telah penuh.
Pkl. 05.00 WIB pagi saya pun berangkat dari rumah Mbah Hardjo Kardi (pemuka Sadulur Sikep) di
Dukuh Jepang, Desa Margomulyo. Suasana jalan hutan yang gelap, sepi, sunyi dan tipe
jalan yang mengocok perut harus dilalui untuk menuju jalan raya Ngawi –
Padangan. Sekitar pkl. 07.10 Wib sampai
lah di Kota Bojonegoro dan kemudian menjemput tim Balai Konservasi Borobudur di
salah satu hotel yang mereka dapatkan.
Adapun hasil
survei hari ini, akan segera diberikan kepada pihak Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bojonegoro. Masih menunggu, ya itulah dia, menunggu. Untuk
memperkuat & mempercepat proses konservasi atau apalah yang masih dapat
dilakukan untuk menyelamatkan potensi Cagar Budaya Perahu Kuno di Desa Padang,
Kec. Trucuk dan bonus Perahu Besi Kuno di Desa Ngraho, Kec. Gayam. Kami pun diundang untuk melakukan perbandingan pelestarian Cagar Budaya Perahu laut
Punjulharjo di Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah pada tanggal 27 – 28 April 2015.
Kita bisa
belajar atas proses penyelamatan Perahu Punjulharjo dari berbagai pihak, terutama
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
Kami Ucapkan
Terimakasih sebesar – besarnya kepada Kepala Desa Padang, Kec. Trucuk (orang nya gagah lho) serta seluruh instansi yang bersedia turun tangan secara serius & survei ke lokasi seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bojonegoro, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dan Balai
Konservasi Borobudur atas respon dan survei dalam upaya pelestarian potensi
Cagar Budaya Perahu Kuno sebagai bukti Pelayaran Sungai di Pulau Jawa. Semoga kedepannya
dapat segera terealisasi pelestariannya & bermanfaat terutama bagi masyarakat di Bojonegoro.
Kami tidak berniat mengorek luka lama, hanya ingin upaya pelestarian masa depannya saja. Jangan
takut akan luka bila kedepannya bisa mencipta kebaikan bagi kelestarian Cagar
Budaya. Apalagi memang sudah tugas yang diamanahkan kepadanya?? (uhuk uhuk!!)
Novi BMW
PBB21, Kamis, 16/04/2015