Kompleks Makam Patih Mangun (Foto : Munib, 17/02/2013) |
Pada tahun 1795,
Prancis di bawah Napoleon Bonaparte berhasil menguasai Belanda, sehingga
Raja Williem V melarikan diri ke Inggris. Pemerintah Inggris mendapatkan
keuntungan dengan suaka yang diberikan kepada Raja williem V. Dengan
diadakannya perjanjian yang di kenal dengan “Surat-Surat Kew”. Dokumen tersebut
memerintahkan agar semua pejabat jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada
orang-orang Inggris supaya dijaga dan tidak jatuh kepihak Prancis (Ricklefs,
M.C. 2008).
Di Sumenep sempat terjadi insiden, dimana terjadi
kesalah pahaman antara pihak militer VOC yang didukung pasukan Sumenep di bawah
pimpinan Patih Mangundirjo dengan kedatangan Pasukan Inggris di Sumenep.
Terjadilah pertempuran, sehingga kubu Sumenep kalah dan Patih Mangun gugur
beserta pasukannya.
Babad Sumenep
(Werdisastra. 1921), menceritakan peristiwa gugurnya
Patih Mangun terjadi pada hari jumat tanggal 10 bulan Sya’ban tahun Jawa 1728. Jika
dikorelasikan dengan isi Prasasti Kuda Terbang pada cungkup makam Patih
Mangundirjo, kala itu bertepatan dengan tahun 1211 Hijriyah atau ANNO 1796
(1796 M).
Prasasti Kuda Terbang Makam Patih Mangun
(Foto : Munib, 17/02/2013)
|
Peran besar Patih Mangun di Sumenep, terlihat dalam
pembangunan kompleks makamnya. Arsitek dan ornamentasi interior kubah makam
sangat indah. Bahkan Jirat (kijing) makam nya bergaya Eropa sangat kental,
kemegahannya pun mengalahkan jirat-jirat pada kompleks makam induk, milik para Rato.
Dari pembangunan makam yang megah ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
penguasa Sumenep maupun pemerintahan Kolonial (VOC kala itu) sangat menghargai
jasa-jasa Patih Mangundirejo.
Kijing Makam Patih Mangun
(Foto : NB Munib, 17/02/2013)
|
Di
dalam cungkup makam Patih Mangun terdapat tiga buah makam. Yaitu makam Patih
Mangundirejo sendiri, disebelah baratnya terdapat makam yang telah rusak,
kemungkinan Istri beliau dan makam ketiga adalah makam Putra Patih Mangun.
Sedangkan di depan Cungkup kubah Makam Patih Mangun masih terdapat makam-makam
kuno, yang telah rusak dan aus tulisan pada batu nisannya.
Terdapat
enam (6) prasasti yang masih dapat dengan jelas dibaca pada cungkup makam Patih
Mangun ini. Yakni :
1. Prasasti
Kuda Terbang. Prasasti ini terbuat dari Batu Marmer yang terletak di atas pintu
masuk kubah makam Patih Mangun. Uniknya ditengah batu yang berbentuk oval
tersebut di ukir relief Kuda terbang. Pada relief tersebut terukir prasasti
dengan tiga jenis aksara pada area kepala, area badan, dan area ekor. Pada
sekitar relief kepala kuda bertulis dengan aksara Arab, pada badan relief kuda
beraksara Jawa Baru, dan pada ekor relief kuda beraksara latin Belanda.
2. Prasati
Bulan Sabit. Prasasti ini terbuat dari batu marmer yang diletakkan pada dinding
kubah, sebelah barat pintu masuk kubah Makam Patih Mangun. Tulisan pada prasasti ini menggunakan aksara
Jawa Baru.
3. Prasasti
pada batu Nisan Patih Mangun sebelah utara. Terbuat dari batu marmer dengan
tulisan beraksaa Arab menyebar pada batu nisan. Berisi doa dan ayat suci
Al-Qur’an.
4. Prasasti
pada batu Nisan Patih Mangun sebelah selatan. Terbuat dari batu marmer dengan
tulisan aksara jawa baru.
5. Prasasti
pada batu Nisan Putra Patih Mangun sebelah utara. Terbuat dari batu marmer
dengan tulisan aksara arab. Berisi doa dan kutipan ayat suci Al-Qur’an.
Prasasti pada batu Nisan Putra Patih Mangun sebelah
selatan. Terbuat dari batu marmer dengan tulisan aksara arab dan jawa baru.
Uniknya prasasti beraksara jawa berada di sulur samping kanan dan samping kiri
batu nisan. Prasasti ini berangka tahun 1222 H (1807 M).
POTENSI CAGAR BUDAYA :
Nama : Makam Patih
Mangun
Alamat : Asta Tinggi, Kompleks Makam Patih Mangun
Desa/Kelurahan : Kebonagung
Kecamatan : Kota Sumenep
Kabupaten/Kota : Sumenep
Provinsi : Jawa Timur
POTENSI CAGAR BUDAYA :
Alamat : Asta Tinggi, Kompleks Makam Patih Mangun
Desa/Kelurahan : Kebonagung
Kecamatan : Kota Sumenep
Kabupaten/Kota : Sumenep
Provinsi : Jawa Timur
Batas :
a. Timur : Kompleks makam kuno
yang tertimbun pepohonan dan semak belukar
b. Utara : Kompleks makam kuno
yang tertimbun pepohonan dan semak belukar
c. Barat : Kompleks makam M1
dan M2
d. Selatan :
Jurang dan goa buatan sebagai bahan bangunan makam di Asta Tinggi
Kondisi :
Tidak terawat sehingga area cungkup makam ditumbuhi semak belukar. Dan tempat bermain keluarga anjing liar dari hutan disekitar bukit Asta Tinggi.
Tidak terawat sehingga area cungkup makam ditumbuhi semak belukar. Dan tempat bermain keluarga anjing liar dari hutan disekitar bukit Asta Tinggi.
Salah Satu Anjing liar di sekitar Makam Patih Mangun
(Foto : NB Munib, 24/02/2013)
|
Potensi kriteria Cagar Budaya sesuai UU
Cagar Budaya No.11 Tahun 2010 (Pasal 5-10)
Usia
:
Bangunan makam Kyai Wiradipura dibangun pada tahun 1211 Hijriyah (1796 M) atau 217 tahun yang lampau. Jadi, dilihat dari kriteria usia bangunan, maka makam Patih Mangundirejo memenuhi syarat Kriteria Cagar Budaya sesuai Pasal 5 poin “a”.
Masa Gaya :
Gaya dan bahan bangunan Cungkup makam Patih Mangundirejo memiliki gaya khas masa Islam kolonial. Dimana perpaduan antara gaya lokal dan eropa gothic sangat kental. Biasanya berbentuk kubah. Untuk gaya Jirat merupakan jirat termegah gaya Eropa di kompleks makam Asta Tinggi. Kemegahan Jirat (kijing) ini bahkan melebihi para Raja di Kompleks makam Raja-raja Asta Tinggi. Batu nisannya pun berbahan baku Batu Marmer yang terukir indah dengan bahasa jawa dan Arab. Dari anasir awal ini sangat jelas bahwa Makam Patih Mangun sangat unik dan mewakili masa gaya zaman abad 18.
Arti khusus :
Memiliki arti penting bagi ilmu arsitektur, ilmu arkeologi, budaya dan sejarah perjuangan Sumenep.
Nilai Budaya:
Ornamentasi dan Arsitektur bangunan memperlihatkan Akulturasi budaya Eropa, Madura, dan Timur Tengah (Islam).
Bangunan makam Kyai Wiradipura dibangun pada tahun 1211 Hijriyah (1796 M) atau 217 tahun yang lampau. Jadi, dilihat dari kriteria usia bangunan, maka makam Patih Mangundirejo memenuhi syarat Kriteria Cagar Budaya sesuai Pasal 5 poin “a”.
Masa Gaya :
Gaya dan bahan bangunan Cungkup makam Patih Mangundirejo memiliki gaya khas masa Islam kolonial. Dimana perpaduan antara gaya lokal dan eropa gothic sangat kental. Biasanya berbentuk kubah. Untuk gaya Jirat merupakan jirat termegah gaya Eropa di kompleks makam Asta Tinggi. Kemegahan Jirat (kijing) ini bahkan melebihi para Raja di Kompleks makam Raja-raja Asta Tinggi. Batu nisannya pun berbahan baku Batu Marmer yang terukir indah dengan bahasa jawa dan Arab. Dari anasir awal ini sangat jelas bahwa Makam Patih Mangun sangat unik dan mewakili masa gaya zaman abad 18.
Arti khusus :
Memiliki arti penting bagi ilmu arsitektur, ilmu arkeologi, budaya dan sejarah perjuangan Sumenep.
Nilai Budaya:
Ornamentasi dan Arsitektur bangunan memperlihatkan Akulturasi budaya Eropa, Madura, dan Timur Tengah (Islam).
Bekas Perusakan (di congkel) pada Kijing Makam Patih Mangun (Foto : NB Munib, 24/02/2013) |
Pustaka
:
Munib, NB. 2013. Laporan Penelitian Triwulan I Pamong Budaya Non PNS Kabupaten Suemenep. Sumenep.
Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern : 1200 – 2008.
Jakarta : PT. SERAMBI ILMU SEMESTA
Werdisastra, R. 1921. Babad Songennep. Jakarta : Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar