Di Atas reruntuhan ibukota Majapahit |
Seminar
Sejarah Bojonegoro pada Rabu, 22 Oktober 2014 di Ruang Anglingdharma Pemkab.
Bojonegoro membuat saya terangsang untuk meneruskan tulisan yang tertunda. Namun,
tidaklah selengkap yang diharapkan. Selebihnya akan ditulis dalam media yang
berbeda dikemudian harinya J.
Marthin
Muntadhim, salah satu pemateri dalam
acara Seminar tersebut di atas menyinggung tentang Prasasti Sekar. Namun sayang
dalam acara tersebut beliau belum membahas mendalam tentang prasasti tersebut. Inilah
salah satu prasasti yang ditemukan di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Prasasti
Sekar adalah salah satu jenis tamra
prasasti (prasasti lempeng tembaga). Hingga sekarang yang ditemukan baru
sebuah lempeng saja, yaitu lempeng ke 3 dari sekumpulan lempengan piagam.
Prasasti Sekar
pertama dilaporkan oleh Brandes pada tahun 1903, ia memperolehnya dari Malang. Namun
temuannya berasal dari daerah Sekar, Kabupaten Bojonegoro bagian selatan. Adapun isi dari Prasasti Sekar tersebut ialah
pejabat – pejabat pemerintahan dari masa Kerajaan Majapahit. Adapun susunan
yang terdapat dalam prasasti ini adalah sebagai berikut :
1. Rakryan Rangga dijabat oleh Pu
Dami
Nama Pu Dami selain dalam prasati ini juga kita dapati
dalam sumber primer Kakawin
Nagarakrtagama Wirama 72 bait 5. Disebutkan
bahwa setelah Mahaptih Gajahmada wafat, maka salah satu pejabat terkemuka yang
mendamping Maharaja ialah yuwa mantri[1]
Pu Dami. Dengan adanya nama Pu Dami dalam prasasti yang tidak tertera angka
tahunnya ini, dapat diketahui masa pembuatannya, yaitu masa kekuasaan Sri
Maharaja Hayam Wuruk, pasca wafatnya Mahapatih Gajah Mada tahun 1286 Saka.
2. Rakryan Tumenggung dijabat oleh Pu
Nala
Tokoh Pu Nala cukup terkenal, selain dari Prasasti Sekar
kita juga dapat menemukan nama tokoh ini dalam beberapa data primer seperti Prasasti
Manah i Manuk (Bendosari), Prasasti Batur, Prasasti Tribhuwana, dan Kakawin Nagarakrtagama. Dari semua data
tersebut jabatannya adalah sama, yaitu sebagai Tumenggung (panglima perang).
Pu Nala dalam
prasasti Sekar dan Kakawin Nagarakrtagama
memiliki gelar kepahlawanan “wiramandalika”.
Hal ini disebabkan atas jasa – jasanya dalam peperangan yang membuat jaya
Majapahit, dalam wirama 72 bait 2-3 Nagarakrtagama disebut bahwa ia adalah keturunan orang cerdik, selalu
memimpin pasukan disetiap peperangan, menghancurkan pasukan musuh di Dompo (di Provinsi
NTB).
3. Sang Arya Dewaraja Pu Sridara
4. Sang Pamgat i Tirwan dijabat oleh Dang Acarya Indradhipa dengan gelar Sang Arya Wangsadiraja
Dalam prasasti Nglawangan disebut pejabat Pamgat Tirwan bernama “Wangsaraja”. Tokoh ini juga terdapat
dalam Prasasti Manah i Manuk (Bendosari) disebut sama dengan Prasasti Sekar.
5. Sang Pamgat i Kandamuhi dijabat oleh Dang Acarya Jayanatha dengan gelar Sang Arya Nayadhikara
6. Sang
Pamgat i manghuri dijabat oleh Dang Acarya Siweswara dengan gelar Sang Arya Nyayapati
7. Sang Pamgat i Jambi dijabat oleh Dang Acarya Arkanata dengan gelar Sang Arya Sahadipati
8. Sang Pamgat i Pamwatan dijabat oleh Dang Acarya Siwadipa bergelar Sang
arya Warnadikara
Dalam prasasti Canggu ia menjabat sebagai Samgat i Jambi
9. Sang Pamgat i Kandangan atuha dijabat oleh Dang Acarya Samantajnana
bergelar Sang Arya Samadiraja
10. Dharmadyaksa ring Kasaiwan dijabat oleh Dang Acarya Siwamurti bergelar Sang
Arya Rajaparakrama
Tokoh ini disebut pula dalam Manah i Manuk (Bendosari) dan Prasasti
Canggu (1280 Saka), namun namanya adalah Dang Acarya Darmaraja.
11. Dharmadyaksa ring Kasogatan dijabat oleh Dang Acarya nadendra bergelar Sang
Aryadiraja.
Tokoh ini disebut pula dalam prasasti Canggu (1280 Saka). Tokoh
inilah yang diidentifikasi sebagai penulis karya sastra agung Desawarnana, atau yang sering kita sebut
sebagai Nagarakrtagama. Ya...tokoh inilah
yang terkenal dengan nama samaran “Pu Prapanca” (Prasasti, 2012).
Dari susunan
pejabat – pejabat yang ada dalam lempeng ke 3 di atas terlihat kemiripan dan
kesamaan susunannya dalam prasasti Manah i Manuk (Bendosari) dan Prasasti
Canggu maka prasasti ini merupakan salah satu peninggalan masa kekuasaan Sri
Maharaja Hayam Wuruk pasca wafatnya Mahapatih Gajah Mada (1287-1311 Saka).
Daftar
Rujukan :
Riana, I. 2009. Kakawin Desa Warnnana
uthawi Nagara Krtagama: Masa Keemasan Majapahit. Jakarta: Kompas Media
Nusantara
Yamin, H.M.
1962. Tatanegara Majapahit: Sapta Parwa, II. Djakarta:
Prapantja
http://prasastishinta.blogspot.com/2012/02/sebuah-tulisan-tentangmu-nadendra.html
Novi BMW
(PBB14, Kamis, 23/10/2014)
[1]
Yuwamantri diartikan sebagai mantri /
pejabat muda (Riana, 2009)
makasih Nov, dah mau jadikan tulisan q sebagau rujukan ^_^
BalasHapusKembali kasih Bu.... :)
HapusMungkin ada bukunya Buk,karena didalamnya ada penaklukan Dompo?
BalasHapus