Rabu, 04 Maret 2015

KONSERVASI BALUNG BUTO BOJONEGORO

Tim Konservasi Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran) pada Senin 23 Februari 2015 hingga 1 Maret 2015 melakukan perawatan beberapa koleksi Fosil di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Tim yang dipimpin oleh Nurul  Fadlilah ini beranggotakan empat orang, yaitu Pipit Pudji, Yudha Herprima, Pak Utomo dan Pak Sukamto.

Di hari pertama ini, setelah mengurus ijin ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bojonegoro. Tim segera meluncur ke Museum 13 Kabupaten Bojonegoro. Museum Swadaya dari Komunitas 13 bekerjasama dengan SDN Panjunan I ini merupakan tujuan utama tim Konservasi BPSMP Sangiran. Namun melihat kondisi koleksi yang telah bersih dan terawat dengan baik, maka tim pun memutuskan untuk mengalihkan lokasi konservasi. Dari pengurus museum 13, Bapak Hary Balung (Hary Nugroho) memberikan saran untuk melakukan konservasi ke beberapa teman yang memiliki koleksi fosil, namun kesulitan melakukan konservasi.

Pada hari Selasa – Rabu (24-25/02/2015) tim BPSMP Sangiran melakukan konservasi di daerah Timur Bojonegoro, di Rumah Bapak Agung. Koleksi fosilnya cukup banyak, sehingga dibantu oleh ketua Komunitas Banyu Nggawan Bodhanegara (BNB). Berbagai peralatan dan bahan kimia untuk pembersihan dan pengawetan fosilpun dibawa langsung dari Sangiran. Walau dua hari berlalu, ternyata tim belum mampu melakukan konservasi kepada seluruh koleksi.

Hari kamis (26/02/2015) Tim berganti ke lokasi kedua, kini berada di Kota Bojonegoro sendiri. Rumah ini adalah rumah mantan Ketua Dewan Kepurbakalaan Kabupaten Bojonegoro, yaitu Bang Ali. Hari ini “rencananya “selain dibantu oleh Ketua BNB, dan putri Bang Ali yang bernama Dita, juga dibantu oleh seorang wartawati cantik dari Kanal Bojonegoro, Lya namanya. Namun, bukannya membantu perawatan koleksi balung buto, mereka malah asik berburu ikan lele dari kolam yang jebol ke selokan depan rumah.

Hari Jum’at, (27/02/2015) giliran Museum Daerah Kabupaten Bojonegoro dikunjungi, “Rajegwesi” namanya. Museum yang menempati ruang sekitar 9x9 m di SDN Model Terpadu Kabupaten Bojonegoro ini cukup digarap setengah hari lebih saja.

Pada hari terakhir, Sabtu (28/02/2015) tim dari BPSMP Sangiran melakukan survei lapangan. Dimana pertama melakukan survei ke arah selatan Bojonegoro, di selatan ini tim didampingi oleh anggota TNI, Serda Supangat namanya. Disini tim menuju lokasi yang dahulu pernah ditemukan Fosil Paus Purba, yang kini telah diamankan keberadaanya. Setelah dari selatan tim menuju arah barat Bojonegoro menuju ke Museum 13. Kali ini tim dipandu oleh Hary Nugroho, pendiri sekaligus salah satu pengurus Museum 13 Kabupaten Bojonegoro diajak survey lokasi temuan Fosil Gajah Purba (13). Situs Waduk Dayakan namanya, lokasi berada di Kec. Kalitidu. Disini tim BPSMP Sangiran mengambil contoh tanah dan foto stratigrafi tanah.

Tujuan survei terakhir adalah di daerah Purwosari, disebuah sungai purba terlihat struktur tanah yang banyak sekali terkandung fosil moluska dan jenis crustacean. Kondisi Sungai yang baru banjir bandang membuat seru kegiatan survei ini. Lumpur pun memenuhi kaki dan ada pula yang terjatuh karena medan yang cukup licin tersebut. Setelah mengambil bahan dari lapangan (fragmen fosil, tanah & foto) tim kembali ke Bojonegoro.

“Setelah kita liat temuan di Bojonegoro, klo dibandingkan dengan Sangiran, disini lebih variatif jenis temuannya. Ada fosil – fosil yang di Sangiran belum pernah ditemukan keberadaanya” tutur Bapak Kamto setelah berkelilig bersama tim Museum 13 dan BNB.

 Malam pun tiba, tak lupa di malam terakhir tugas di Bojonegoro tim BPSMP Sangiran kita antar memborong oleh – oleh untuk kerabat dan rekan kerja nan jauh disana. Ledre & Eggroll pun menjadi cemilan utama untuk diborong.

Semoga kegiatan bersama di Kabupaten Bojonegoro ini bermanfaat & berkelanjutan demi kelestarian Cagar Budaya. Semoga tim BPSMP Sangiran tak bosan-bosan bertugas maupun berkunjung lagi dengan sabahat di Kabupaten Bojonegoro ini.

Novi BMW
PBB20, Kamis, 05/02/2015