Mbah Santoso dengan Karya Wayang Krucil nya (Foto : Novi BMW, 15/06/2014) |
Wayang Thengul adalah wayang kayu berbentuk tiga dimensi dengan busana
rapi sejenis dengan Wayang Golek Jawa Barat. Perbedaan Wayang Thengul dengan
Wayang Golek Jawa Barat adalah atribut, nama tokoh dan cerita yang dilokonkan.
Dimana Wayang Thengul mengambil latar kisah dan penokohan terlepas dari cerita
Ramayana dan Mahabarata. Cerita - cerita yang di ambil sebagian besar merupakan
cerita rakyat lokal Jawa Timur – Jawa Tengah, seperti Cerita Panji, Cerita
Damarwulan, Cerita Menak, Cerita Para Wali, Kesultanan Demak – Pajang dan Cerita
Anglingdharma.
Kini Wayang Thengul telah menjadi ikon budaya Kabupaten Bojonegoro. Hal ini tidaklah berlebihan, karena jumlah dalang Wayang Thengul di Kabupaten Bojonegoro lebih banyak dari pada daerah lainnya. Selian itu antusias masyarakat untuk pementesan wayang ini sangat besar, dibandingkan jenis wayang lainnya.
Menurut Mbah Santoso (71) yang pertama mempopulerkan Wayang Thengul pada masa Kolonial Belanda dahulu adalah Mbah Samijan (alm). Selian dalang wayang Thengul, Mbah Samijan juga membuat wayang sendiri. Kemudian Mbah Santoso pun menceritakan asal nama “Thengul” yang beliau peroleh dari Mbah Samijan langsung. Yaitu Thengul berasal dari dua kata, yaitu “Theng” yang bermakna angan – angan, keinginan atau niat, dan “Ngul” singkatan kata dari Ngulandoro (mengembangkan/menyebarkan dengan mengembara). Jadi pengartian Thengul adalah niat mengembara menyebarkan ajaran dalam wayang dengan cara ngamen ke desa – desa.
Sekitar tahun 1959, Wayang Thengul sangatlah digemari masyarakat wilayah Padangan dari pada Wayang Kulit. Mbah Santoso pun tertarik untuk mempelajari wayang Thengul. Beliau belajar langsung Wayang Thengul kepada Bapak Samijan, selain itu ia juga mencoba membuat wayang sendiri dan terus mengikuti Bapak Samijan tampil dimana-mana.
Kini Wayang Thengul telah menjadi ikon budaya Kabupaten Bojonegoro. Hal ini tidaklah berlebihan, karena jumlah dalang Wayang Thengul di Kabupaten Bojonegoro lebih banyak dari pada daerah lainnya. Selian itu antusias masyarakat untuk pementesan wayang ini sangat besar, dibandingkan jenis wayang lainnya.
Menurut Mbah Santoso (71) yang pertama mempopulerkan Wayang Thengul pada masa Kolonial Belanda dahulu adalah Mbah Samijan (alm). Selian dalang wayang Thengul, Mbah Samijan juga membuat wayang sendiri. Kemudian Mbah Santoso pun menceritakan asal nama “Thengul” yang beliau peroleh dari Mbah Samijan langsung. Yaitu Thengul berasal dari dua kata, yaitu “Theng” yang bermakna angan – angan, keinginan atau niat, dan “Ngul” singkatan kata dari Ngulandoro (mengembangkan/menyebarkan dengan mengembara). Jadi pengartian Thengul adalah niat mengembara menyebarkan ajaran dalam wayang dengan cara ngamen ke desa – desa.
Sekitar tahun 1959, Wayang Thengul sangatlah digemari masyarakat wilayah Padangan dari pada Wayang Kulit. Mbah Santoso pun tertarik untuk mempelajari wayang Thengul. Beliau belajar langsung Wayang Thengul kepada Bapak Samijan, selain itu ia juga mencoba membuat wayang sendiri dan terus mengikuti Bapak Samijan tampil dimana-mana.
Wayang Thengul Karya Mbah Santoso (Foto : Aris Sudarsono, 18/04/2014) |
Sepeninggal Mbah Samijan, Mbah Santoso akhirnya
mengikuti jejak gurunya tersebut, beliau ngamen Wayang Thengul ke desa –desa
dengan diiringi sekitar 8 orang pengiring/pengrawit. Jika tanggapan pengrawit
lengkap sekitar 20 orang. Tanggapan sering di tampilkan saat ada orang hajatan,
acara manganan dan juga Ruwatan. Cerita pagelaran Wayang sama halnya cerita
ketoprak seperti cerita-cerita Panji, Damarwulan, Minak dan Anglingdharmo
dengan diiringi gamelan pelog slendro.
Kini Mbah Santoso masih sering mengadakan pertunjukan wayang, baik Wayang Krucil mapun Wayang Thengul, walaupun undangan pentas semakin sedikit dibandingkan dimasa dahulu. Selian itu kerajinan ukir wayang Krucil, wayang Thengul dan aneka ukiran kayu menjadi mata pencaharian beliau. Di usianya yang sudah 70 tahun, beliau kini tidaklah sendiri dalam usaha melestarikan kerajinan ukir kayu dan pembuatan wayang Krucil – Thengul. Beliau dibantu oleh Aris Sudarsono (30), salah satu dari putra beliau yang kini hidup menemani sang ayah.
Kini Mbah Santoso masih sering mengadakan pertunjukan wayang, baik Wayang Krucil mapun Wayang Thengul, walaupun undangan pentas semakin sedikit dibandingkan dimasa dahulu. Selian itu kerajinan ukir wayang Krucil, wayang Thengul dan aneka ukiran kayu menjadi mata pencaharian beliau. Di usianya yang sudah 70 tahun, beliau kini tidaklah sendiri dalam usaha melestarikan kerajinan ukir kayu dan pembuatan wayang Krucil – Thengul. Beliau dibantu oleh Aris Sudarsono (30), salah satu dari putra beliau yang kini hidup menemani sang ayah.
Bahan baku kayu yang dari hari kehari semakin
mahal, alat yang sederhana, serta modal yang tidak cukup untuk membayar
pekerja, membuat Mbah Santoso kuwalahan dan terpaksa tidak mampu mengembangkan
usaha kerajinan nya. Beliau berharap adanya dukungan modal atau bimbingan dari
pihak pemerintah.
Wawancara Bersama Mbah Santoso
(Foto : Nunung, 15/06/2014)
|
Mbah Santoso menceritakan, bahwa pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto pernah mendapat bimbingan dari Perhutani, dan
usahanya maju hingga mendapat penghargaan dari presiden kala itu. Namun
semenjak Revormasi bergulir, usaha kerajinannya pun jatuh, hingga pekerja yang
dahulu didiknya berkerajinan banyak yang harus merantau ke luar daerah. Dari
masa Revormasi hingga kini pun belum ada bantuan modal maupun bimbingan secara
intensif dari pemerintah daerah maupun pusat. Padahal Mbah Santoso merupakan
maestro Wayang Thengul satu – satunya di Bojonegoro, yang hingga kini masih
berkarya membuat wayang Ikon budaya Kabupaten Bojonegoro tersebut.
Sebagian Karya Mbah Santoso yang hijrah ke Sumenep (Foto ; Novi BMW, 15/06/2014) |
Dewo Ringgih, salah satu pemilik Cafe ternama di
Kabupaten Sumenep pun tertarik dengan Wayang Krucil dan Wayang Thengul Mbah
Santoso. Ia memesan Wayang Krucil Mbah Santoso untuk menghiasi ruang Cafe yang
baru dibuka tidak jauh dari Terminal Bus Arya Wiraraja Kabupaten Sumenep.
Ditulis oleh : Novi BMW
PBB04, Kamis, 03/07/2014
Ditulis oleh : Novi BMW
PBB04, Kamis, 03/07/2014
mau penelitian tentang wayang thengul tapi dimana ya bisa dapet informasinya
BalasHapusWah kebetulan Mbak... saya jg sdang penelitian thengul, bs berbagi data nanti :)
Hapuspean bs datang langsung ke :
1. Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Kantor Budpar Bojonegoro (sy ada sedikit literatur ttg thengul)
2. Wawancara Mbah Santoso & Mbah Mardji
3. Berkunjung ke Rumah Mbah Hoery ketua PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro) bliau buat buku ttg Wayang Thengul
trimakasih dah berkunjung Mbak Ni'matul Khoiriyah :)
saya mau membuat video tentang wayang thengul apakah saya ijin dahulo dengan pemerintah bojonegoro / langsung ke mbah santoso / mbah mardji
Hapus