Selasa, 16 Juli 2013

MAKAM KYAI WIRADIPURA




 
Kompleks Makam Kyai Wiradipura
(Foto : NB. Munib, 17/02/2013)
              Pada Hari Minggu, 17 Februari 2013, bersama Komunitas Songenep Tempo Doeloe (Sepoloe) telah mengadakan kunjungan Situs Makam yang tidak  terawat di Asta Tinggi, Kabupaten Sumenep. Salah satu yang menarik perhatian adalah sebuah bangunan berbentuk Kubah, yang di dalamnya terdapat dua makam kuno.
             Menurut salah seorang pengurus Makam Asta Tinggi di dalam bangunan itu merupakan makam KH. Abdul Hadi. Siapakah tokoh ini?? Belum ada yang mengetahuinya, oleh karenanya Tim yang hadir hari tersebut, ingin melacak siapakah beliau dan apakah hubungan beliau dengan para penguasa Sumenep, hingga dimakamkan dalam bangunan Kubah di Asta Tinggi, yang biasanya hanya diperuntukkan untuk tokoh berpengaruh di Kerajaan Sumenep.
Pada batu nisan kedua makam yang berada dalam bangunan kubah, terdapat prasasti beraksara Arab. Salah satu prasasti masih dapat dibaca dengan jelas, yaitu makam pria yang berbunyi :
Hadal qubur Kyaahii
Wirodipuro 'Amun Pangeran
Natakusuma minal ummi fi biladi
Sumenep Hijratinnabi
51 ......  1251"[1]

Artinya:

"Ini kubur(makam) Kyai
Wirodipuro Paman Pangeran
Natakusuma dari ibu di negara
Sumenep Hijrah Nabi
51 ......1251 (1836 M)” (NB. Munib, 18/02/2013)
Prasasti Batu Nisan Makam Kyai Wiradipura
(Foto : NB Munib, 17/02/2013)

            Tokoh yang dimakamkan dalam bangunan kubah ini bernama Kyai Wiradipura, dan sama sekali tidak ditemukan nama KH. Abdul Hadi. Sedangkan makam yang berada disebelah makam Kyai Wiradipura menunjukkan model batu nisan untuk kaum perempuan, diperkirakan merupakan makam istrinya. Sayang sekali prasasti pada batu nisan makam perempuan tersebut aus dan belum dapat dibaca ulang.
             Prasasti pada batu nisan Kyai Wiradipura menjelaskan pula hubungannya dengan salah satu penguasa Sumenep. Beliau ternyata merupakan Paman Pangeran Natakusuma dari garis keluarga ibunya, penguasa Sumenep pada tahun 1762-1811.
             Pada akhir prasasti dalam batu nisan Kyai Wiradipura kita ketahui tahun wafatnya beliau, yaitu 1251 hijriyah (1836 M). Pada tahun tersebut yang menjadi penguasa Sumenep adalah putra Pangeran Natakusuma, yaitu Sultan Abdurrahman Pakunataningrat (1811-1854 M).
             Pangeran Natakusuma atau Panembahan Somala sebenarnya bernama Asirudin. Ia merupakan anak tiri dari pewaris tahta Sumenep yang sah saat itu, yakni RA. Rasmana Tirtanegara. Sedangkan ayah kandungnya adalah Bindara Saud, dipersuamikan RA. Rasmana Tirtanegara, yang kemudian bergelar R. Tumenggung Tirtanegara. Karena pernikahan antara Bindara Saud dengan RA.  Rasmana Tirtanegara tidak memiliki keturunan langsung, maka atas perintah RA. Rasmana sendiri, yang dijadikan pewaris tahta Sumenep adalah Raden Arya Asirudin (Zulkarnain, I. Dkk. 2003).
             Jika Kyai Wiradipura adalah paman Pangeran Natakusuma (R. Arya Asirudin) dari garis ibu, maka ada beberapa kemungkinan.
1.      Kyai Wiradipura adalah saudara ibu tiri Pangeran Natakusuma, yaitu RA. Rasmana Tirtanegara
2.      Kyai Wiradipura adalah saudara ibu kandung Pangeran Natakusuma, yaitu Nyai Izza

Makam Kyai Wiradipura dan Istrinya
(Foto : NB Munib, 17/02/2013)


             Peran Kyai Wiradipura selain sebagai bangsawan kerajaan, juga menjadi ulama/guru agama para bangsawan. Diidentifikasi bahwa Pangeran Natakusuma dan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat merupakan muridnya pula.
             Jika demikian maka tidak pantaslah jika makam tokoh ulama, guru bagi pemimpin Sumenep dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan yang baik.  Ungkapan “bupa’-babbu, guru, rato” ternyata tidak berlaku dalam kasus ini. Posisi Kyai Wiradipura, selain keluarga pemimpin juga termasuk guru para pemimpin Sumenep, dan apa yang dialami pada makamnya berbanding terbalik dengan kompleks makam di sebelah baratnya (muritnya).

POTENSI CAGAR BUDAYA :
 

Nama                           : Cungkup Makam Kyai Wiradipura 
Alamat                         : Asta Tinggi, Kompleks makam Kyai Wiradipura
Desa/Kelurahan           : Kebonagung
Kecamatan                   : Kota Sumenep
Kabupaten/Kota           : Sumenep 
Provinsi                        : Jawa Timur
Kondisi                         : Tidak terawat sehingga area cungkup makam ditumbuhi semak belukar

Potensi kriteria Cagar Budaya sesuai UU Cagar Budaya No.11 Tahun 2010 (Pasal 5-10) :
  • Usia :   
Bangunan makam Kyai Wiradipura dibangun pada tahun 1251 Hijriyah (1836 M) atau 177 tahun yang lampau. Jadi, dilihat dari kriteria usia bangunan, maka makam Kyai Wiradipura memenuhi syarat Kriteria Cagar Budaya sesuai Pasal 5 poin “a”. 
  •  Masa Gaya :  
Gaya dan bahan bangunan Cungkup makam Kyai Wiradipura memiliki gaya khas masa Islam kolonial. Dimana perpaduan antara gaya lokal dan eropa gothic sangat kental. Biasanya berbentuk kubah. Untuk gaya Jirat (kijing) serta batu nisan makam memiliki kemiripan dengan gaya makam Demak-Troloyo-an. Jadi model yang sering digunakan pada jirat makam-makam kuno di Jawa. Dari anasir awal ini sangat jelas bahwa Makam Kyai Wiradipura mewakili masa gaya zaman abad sekitar abad 16-19.
  •  Arti khusus :  
Melihat sejarah Kyai Wiradipura (lihat lampiran sejarah) merupakan Tokoh Sejarah yang berperan sebagai ulama serta guru agama Pangeran Natakusuma dan Sultan Abdurrahman. Kepandaian Sultan Abdurrahman yang diakui oleh Pemerintahan Inggris Raya, dan Belanda, tentu terdapat andil besar Kyai Wiradipura sebagai gurunya.
  •  Nilai Budaya : 
Lokasi makam Kyai Wiradipura di area Asta Tinggi menunjukkan bahwa ia dihormati oleh Sultan Abdurrahman. Penghormatan yang tinggi terhadap ulama kerajaan serta guru Sultan, dibuktikan dengan pembangunan kompleks makam keluarga Kyai Wiradipura berada di sebelah timur kompleks makam Sultan Abdurrahman dan Pangeran Natakusuma I (terhalang tembok). Ungkapan “buppa’-babbu, guru, rato” dijunjung tinggi oleh Sultan Abdurrahman. 

Anggota Komunitas Songennep Tempo Doeloe
(Foto : NB Munib, 17/02/2013)

Sumber :  
  • Munib, NB. 2013. Laporan Penelitian Triwulan I Pamong Budaya Non PNS Kabupaten Sumenep. Sumenep.
  •  Zulkarnain, I. Dkk. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep.

 


[1] Titik-titik menunjukkan adanya kalimat yang belum dapat di baca/terjemahkan oleh penulis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar